Setiap yang Bertandang akan Melangkah Pulang

jejak-langkah-kakiBuku catatan kehidupan dimulai ketika ruh dihembuskan dalam raga setiap hamba yang dicipta. Perjalanan panjang tertulis dalam lembar demi lembar kertas takdir yang mewarnai tiap derap langkah anak manusia. Nalarnya berusaha menemukan dan memaknai arti hidup dan kehidupan. Naluri dan nuraninya terkadang jauh berlari melebihi langkahnya.

Mengenal Sang Pencipta dengan setiap kebodohannya, seolah mengerti namun sesungguhnya tiada arti. Seolah melangkah jauh ternyata tidak lebih dari angan yang angkuh. Setiap hari adalah belajar untuk mencari bekal dan mengumpulkan jerami sebagai dipan tempat kelak kembali.

Sesekali kita lupa bahkan terpesona dengan keindahan dunia dan kadang tersadar dalam kondisi terlena. Tapi itulah kita tempat bersemayamnya khilaf dan lupa yang kadang berbangga pula dengan kondisi itu.

Kedua tangan kita boleh dengan lincah menggoreskan pena untuk menguntai bait demi bait setiap kisah dan merangkai episode kehidupan, tapi sungguh itu semua adalah skenario besar dari sang Sutradara kehidupan. Hingga akan tiba saat dimana lembaran kertas kehidupan kita akan habis, tak ubahnya cerpen dengan aneka rupa cerita yang di akhiri dengan sebuah kesimpulan.

Itulah kita yang datang sebagai seorang pengembara, sejenak melepas lelah untuk menguatkan langkah menuju ujung perjalanan. Berapapun banyaknya langkah kaki kita, maka akan sampai pula pada saat dimana kita akan kembali pulang kepada tempat keabadian, karena kita hanyalah seorang pendatang. (note#Mei ’14)

~Zoel Auliya~

Tinggalkan komentar